TUGAS MATA KULIAH
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Disusun
oleh :
Nama
Anggota / NPM : 1. Fachrurridzal / 32416435
2. Michael Kristian /
34416398
3. Muhammad Ari Syahla / 34416724
4. Rizki Agung / 36416553
Kelas : 3ID09
Dosen : Pak Adi Pramudyo
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2019
PT. Unilever Indonesia
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada tahun 1890-an, William Hesketh
Lever, pendiri Lever Brothers, menuliskan gagasannya untuk Sunlight Soap,
produk baru revolusionernya yang membantu mempopulerkan kebersihan dan
kesehatan di Inggris pada zaman Victoria. Menurutnya itu adalah “untuk
menjadikan kebersihan sebagai hal yang lumrah; untuk mengurangi pekerjaan
wanita; untuk mendukung kesehatan dan berkontribusi dalam daya tarik pribadi,
bahwa kehidupan mungkin lebih nikmat dan lebih berharga bagi orang-orang yang
menggunakan produk perusahaan”.
Motivasi dan misi itu yang selalu
menjadi bagian dari budaya Unilever. Pada abad ke-21, Unilever masih membantu
orang untuk terlihat menarik, merasa baik, dan mendapatkan banyak hal dalam
kehidupan, dan tujuannya sebagai perusahaan adalah ‘menjadikan kehidupan
berkelanjutan sebagai hal yang lumrah’.
Pada tahun 1981, produk-produk
Perseroan dijual di seluruh Nusantara melalui suatu jaringan yang terdiri dari
lebih 300 distributor dan stocklist yang independen. Adapun produk-produk
Perseroan mulai dari deterjen, sabun, bahan makanan dan kosmetika. Perseroan
adalah anggota dari kelompok perusahaan Unilever yang menyediakan produk dan
jasa dalam rangkaian yang luas di seluruh dunia. Saat penawaran umum, Perseroan
adalah anak perusahaan dari Mavibel B.V., Rotterdam, Negeri Belanda, yang mana
merupakan anak perusahaan dari Unilever N.V., Rotterdam, Negeri Belanda. Saat
ini, kepemilikan Perseroan oleh Mavibel B.V. telah dialihkan kepada Unilever
Indonesia Holding, UIH B.V., yang juga merupakan anak perusahaan dari Unilever
N.V.
Pada akhir tahun 1920-an, Jurgens
memiliki pabrik margarin di Skotlandia, Irlandia, serta Inggris, dan Lord
Leverhulme mengendalikan 60% dari hasil produksi sabun Inggris. Tetapi, selama
dekade tersebut, pasar margarin menderita penurunan permintaan karena mentega
menjadi lebih terjangkau. Sebelum meninggal pada tahun 1925, pendiri Lever
Brothers, Lord Leverhulme membangun portofolio perusahaan pribadi yang
menyertakan beberapa kesepakatan dengan produksi dari estate yang baru
diakuisisinya di Kepulauan Barat Skotlandia. Banyak dari perusahaan ini,
termasuk Mac Fisheries Ltd, pada akhirnya akan dibeli oleh Lever Brothers.
Diakhir dekade ini, aliansi mencapai
kesimpulan akhir, dan sejarah resmi Unilever dimulai. Pertama, Jurgens dan Van
den Bergh bergabung dan mendirikan Margarine Unie. Lalu, dua tahun kemi, dalam
salah satu merger terbesar di masanya, Margarine Unie bergabung dengan Lever
Brothers dan menciptakan Unilever.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal. Berikut ini adalah struktur organisasi dari
perusahaan Unilever.
Board
of Commissioners
(Effective 23 May
2018)
Presiden Komisaris : Maurits Daniel, dan Rudolf Lalisang.
Komisaris
Independen: Mahendra Siregar, Erry Firmansyah, Hikmahanto Juwana, Alexander
Rusli.
Presiden direktur : Hermant Bakhsi
Direktur : Enny Hartati, Tevilyan
Yudhistira Rusli, Willy Saelan, Amparo Cheung Aswin, Vikas Gupta, Hernie
Raharja, Jochanan Senf, dan Ira Noviarti.
Direktur
Independen : Sancoyo Antarikso.
3. Budaya
Perusahaan
Perusahaan Unilever memiliki tujuan
yang jelas, memasyarakatkan kehidupan yang berkelanjutan, dan visi untuk
mengembangkan bisnis seraya mengurangi jejak lingkungan yang ditimbulkan dari
pertumbuhan bisnis serta meningkatkan dampak sosial yang positif bagi
masyarakat.
Unilever Sustainable Living Plan (USLP) memberikan detail cetak
biru tentang bagaimana perusahaan akan meraih pertumbuhan berkelanjutan,
sekaligus memenuhi tujuan dan visi perusahaan. Program ini mencakup semua aspek
bisnis perusahaan; brand perusahaan, departemen perusahaan di setiap negara
tempat perusahaan bekerja. Program ini bertujuan untuk menciptakan perubahan di
seluruh rantai nilai perusahaan - mulai dari operasi, hingga pembelian bahan
baku serta sampai bagaimana konsumen menggunakan produk-produk perusahaan. Dan
program ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan yang menguntungkan melalui
inovasi, cara berbisnis yang baik dan bertanggung jawab, sehingga semua
pemangku kepentingan perusahaan mendapat manfaatnya.
Salah satu cara perusahaan untuk
mewujudkan perubahan dalam skala besar adalah dengan melakukan kemitraan dalam
mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG). Tujuan-tujuan ini sangat
penting bagi pertumbuhan ekonomi dan bisnis di masa depan. Business &
Sustainable Development Commission yang didirikan bersama dengan Unilever,
telah menyimpulkan bahwa keberhasilan penyampaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutanakan menciptakan peluang pasar sebesar setidaknya $12 triliun
setahun.
Perusahaan
bekerja untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui program USLP perusahaan.
Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan membuka pasar baru dan berinvestasi
dalam brand yang memiliki tujuan dan inovasi. Kemajuan sebuah tujuan akan
tergantung juga dengan pencapaian tujuan lainnya.
4. Produk
Unilever
Unilever
sendiri memiliki produk yang terdiri dari banyak jenis, mulai kosmetik,
peralatan mandi, makanan, minuman hingga deterjen. Unilever adalah produsen
barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, jika didasarkan pada besarnya
pendapatan pada tahun 2012, setelah P&G dan Nestlé. Unilever memiliki lebih
dari 400 jenis produk yang tersebar diseluruh dunia, dengan 14 merek
diantaranya memiliki total penjualan lebih dari £1 milliar, produk tersebut
tersebut adalah Axe, Dove, Omo, Becel, Heartbrand, Hellmann's, Knorr, Lipton,
Lux, Magnum, Rama, Rexona, Sunsilk dan Surf.
Produk
yang dijual di Indonesia sendiri cukup banyak, dan beberapa diantaranya adalah
produk yang sudah tidak asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia.
Beberapa produk yang menjadi langganan para pembeli dimasyarakat diantaranya
adalah Lifebuoy, Sunsilk, Axe, Pepsodent, Citra, Teh Sari Wangi, Pond’s,
Vaseline, Rexona, Royco, Kecap Bango, Sunlight, dan masih banyak lagi. Harga
yang ditawarkan juga cukup terjangkau dikantong masyarakat Indonesia,
begitupula dengan ketersediaannya yang selalu memadai di berbagai daerah di
Indonesia.
5. Kepemilikan
Perusahaan
Unilever merupakan perusahaan
terbuka yang menawarkan sahamnya kepada publik. Prospektus perusahaan
diterbitkan pada tanggal 17 Nopember 1981 di Jakarta, dan jumlah saham yang
dilakukan penawaran umum kepada public atau initial
public offreing (IPO) yang dilakukan pada 11 January 1982 sejumlah 9.200.000
Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp. 1.000,- setiap saham; dengan
harga penawaran Rp. 3.175,-.
Pada
tahun 1981, produk-produk Perseroan dijual di seluruh Nusantara melalui suatu
jaringan yang terdiri dari lebih 300 distributor dan stocklist yang independen.
Perseroan adalah anggota dari kelompok perusahaan Unilever yang menyediakan
produk dan jasa dalam rangkaian yang luas di seluruh dunia.
Pada
saat penawaran umum, Perseroan adalah anak perusahaan dari Mavibel B.V.,
Rotterdam, Negeri Belanda, yang mana merupakan anak perusahaan dari Unilever
N.V., Rotterdam, Negeri Belanda. Saat ini, kepemilikan Perseroan oleh Mavibel
B.V. telah dialihkan kepada Unilever Indonesia Holding, UIH B.V., yang juga
merupakan anak perusahaan dari Unilever N.V.
6. Visi dan
Strategi Perusahaan
Visi
|
Mengembangkan bisnis
·
Penjualan
·
Margin
·
Efisiensi modal
Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
·
Gizi
·
Kesehatan dan kebersihan
Meningkatkan penghidupan
·
Keadilan di tempat kerja
·
Peluang bagi perempuan
·
Bisnis inklusif
Mengurangi dampak lingkungan
·
Gas rumah kaca
·
Air
·
Limbah
·
Sumber daya berkelanjutan
|
Strategi
|
Pilhan portofolio
·
Pilihan kategori
·
Manajemen
portofolio aktif
·
Membangun bisnis
Bergengsi
Merek dan inovasi
·
Pendekatan
terfokus untuk inovasi
·
Meningkatkan
efisiensi dan margin
·
Investasi dalam
pemasaran digital yang meningkat
Pengembangan pasar
·
Rute ke pasar
·
Pasar baru
·
Niaga elektronik
Daya gerak dan biaya
·
Anggaran berbasis
nol
·
Dasar dan
overhead produksi
·
Skala pengumpilan
Orang
·
Menarik bakat
·
Mengembangkan
bakat
·
Berpedoman nilai
dan berdaya
|
Komentar
Posting Komentar